Translate

Rabu, 10 Maret 2010

PENGERTIAN KONSELING

Konseling merupakan suatu proses bekerja dengan orang banyak, dalam suatu hubungan yang bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis, psikoterapis, bimbingan atau pemecahan masalah.
Mappiare. 1984. “British Association of Counselling”, Bandung : Pustaka Bima.
Konseling adalah suatu proses interaksi antara dua orang individu, masing-masing disebut konselor dan klien.
Pepinsky. 1974. ”konseling antar individu”, Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Konseling adalah proses pertolongan dimana seseorang dengan tulus dan tujuan jelas, memberi waktu, perhatian dan keahliannya, untuk membantu klien mempelajari keadaan dirinya, mengenali dan melakukan masalah terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan.
Prof. dr. Sulianti saroso. 2000. “ensiklopedia bebas”, jakarta : PT Gramedia.
Konseling mengindikasikan hubungan profesional antara konselor terlatih dengan klien, hubungan yang terbentuk biasanya bersifat individu ke individu, kadang juga melibatkan lebih dari satu orang suatu misal keluarga klien.
Latipun. 2001. “Division of Conseling Psychologi”, Jakarta : Bineka Cipta.

Counseling of based upon the free choice of the client and built upon confidentiality in the realitionship.
Frank A. Nugent. 1981. “Professional counseling An Overview ”, Belmont, California : Wadawort, inc. (Page 7)

Menurut Palmer dan McMahon (2000) yang dikutip oleh Mc leod (2004) konseling bukan hanya proses pembelajaran individu akan tetapi juga merupakan aktifitas sosial yang memiliki makna sosial. Orang sering kali menggunakan jasa konseling ketika berada di titik transisi, seperti dari anak menjadi orang dewasa, menikah ke perceraian, keinginan untuk berobat dan lain-lain. Konseling juga merupakan persetujuan kultural dalam artian cara untuk menumbuhkan kemampuan beradaptasi dengan institusi sosial.
Mc Leod G.S. (2000). Guidance in Today’s school. New York: John Willy & Sons. (halaman 15)
Menurut Pietrofesa, Leonard dan Hoose (1978) yang dikutip oleh Mappiare (2004) konseling merupakan suatu proses dengan adanya seseorang yang dipersiapkan secara profesional untuk membantu orang lain dalam pemahaman diri pembuatan keputusan dan pemecahan masalah dari hati kehati antar manusia dan hasilnya tergantung pada kualitas hubungan.
Mappiare. (2004). Group Counseling: A Development Approach. Boston : Ally And Bacon. (halaman 21)
Kesimpulan
Berdasarkan pengertian konseling yang diberikan para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan secara intensif dan sistematis dari seorang konselor kepada kliennya dalam rangka pemecahan suatu masalah agar klien mendapat pilihan yang baik. Disamping itu juga diharapakan agar klien dapat memahami dirinya (self understanding) dan mampu menerima kemampuan dirinya sendiri.

TEKNIK - TEKNIK KONSELING UNTUK MEMPERSIAPKAN KLIEN

1. Wawancara atau interview
Wawancara merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya-jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung. Wawancara dapat bersifat langsung, yaitu: apabila data yang akan dikumpulkan langsung diperoleh dari individu yang bersangkutan. Misalnya wawancara dengan murid untuk memperoleh keterangan mengenai dirinya.
Wawancara juga dapat bersifat tidak langsung, yaitu apabila wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain. Misalnya wawancara dengan orang tua mrid untuk memperoleh keterangan mengenai anaknya. Juga wawancara bersifat insidentil yaitu apabila dilakukan sewaktu-waktu bila dianggap perlu. Dan dapat bersifat berencana yaitu apabila dilaksanakan secara berencana pada waktu-waktu yang telah ditetapkan.

2. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik disekolah maupun di luar sekolah. Observasi dapat dilakukan dengan berencana atau insidentil. Observasi berencana telah dipersiapkan secara sistematis, baik mengenai waktunya, alatnya, maupun aspek-aspek yang akan diobservasi. Sedangkan observasi insidentil dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Jika observasi dilakukan dengan cermat, maka kita akan memperoleh data tingkah laku murid yang lebih objektif.

3. Angket atau daftar isian
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Seperti halnya dalam wawancara, angketpun dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Angket bersifat langsung jika angket diberikan kepada responden untuk meminta keterangan mengenai dirinya. Misalnya angket kepada murud untuk memperoleh keterangan mengenai diri mereka. Angket tidak langsung jika disampaikan kepada responden untuk meminta keterangan mengenai orang lain. Misalnya angket diberikan kepada orang tua untuk memperoleh keterangan mengenai anaknya.

4. Sosiometri
Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid. Dengan teknik ini kita dapat memperoleh data tentang susunan hubungan antar individu, struktur hubungan individu, dan arah hubungan sosial. Gambaran suasana hubungan sosial yang diperoleh dengan sosiometri tersebut sosiogram. Disamping itu kita dapat pula membuat data sosiometris untuk setiap individu. Dari data sosiometris individu kita dapat mengetahui frekuensi pemilihan, yaitu banyaknya yang memilih, intensitas pergaulan yaitu keintiman pergaulan, status pemilihan atau penolakan, dan popularitas dalam pergaulan.

5. Pemeriksaan fisik dan kesehatan
Teknik mengumpulkan data mengenai keadaan fisik dan kesehatan ialah dengan memeriksakan fisik dan kesehatannya. Pemeriksaan secara medis dilakukan oleh ahli kesehatan seperti dokter, perawat, dan sebagainya. Sedangkan untuk aspek-aspek tertentu yang tidak bersifat medis dapat dilakukan oleh guru, seperti penimbangan badan, mengukur tinggi badan, mencatat cirri-ciri fisik.
Pemeriksaan fisik dan kesehatan ini dapat dilakukan secara periodik (berencana), misalnya pada awal tahun, tengah tahun, atau mungkin pula dilakukan secara insidentil (sewaktu-waktu) sesuai dengan kebutuhan atau masalah yang dihadapi.

6. Test hasil belajar
Test hasil belajar merupakan data yang amat penting dalam rangka memberikan bimbingan kepada murid. Cara memperoleh data hasil belajar dapat dilakukan dengan memberikan test hasil belajar. Cara ini pada umumnya sudah banyak dilakukan oleh para guru dalam bentuk ulangan, ujian, atau bentuk evaluasi lainnya. Penyelenggaraan test dapat dilakukan sewaktu-waktu menurut kebutuhan. Hal yang penting ialah agar test yang dilakukan hendaknya memenuhi persyaratan sebagai evaluasi yang baik.

7. Studi kasus ( Case Study )
Studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan komperehensif. Integratif artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan, dan bersifat komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap.
Studi kasus dapat diartikan sebagai suatu teknik mempelajari seorang individu secara mendalam untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik. Studi kasus memiliki ciri-ciri antara lain : mengumpulkan data yang lengkap, bersifat rahasia, terus-menerus (continue), secara ilmiah, dan diperoleh dari berbagai pihak.

8. Dokumentasi
Di sini kita ambil contoh siswa atau murid sekolah. Data tentang murid yang sudah dicatat dalam beberapa dokumen seperti dalam buku induk, raport, buku pribadi, surat-surat keterangan, dan sebagainya. Data tersabut sangat berguna untuk dijadikan bahan pemahaman murid. Untuk itu data murid yang sudah didokumentasikan perlu sekali dianalisa dengan secermat-cermatnya. Teknik mempelajari data yang sudah didokumentasikanini disebut teknik studi dokumenter. Untuk menjamin kebenaran dara dokumenter itu perlu sekali dicek kembali dengan teknik-teknik lain seperti angket, wawancara, dan observasi. Dengan studi dokumenter kita dapat membandingkan data yang telah ada dengan data yang akan dikumpulkan.

9. Biografi
Biografi atau riwayat hidup dan catatan harian dapat merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data tentang murid/klien. Murid/klien disuruh untuk mencatat berbagai kejadian tenteng dirinya baik yang sudah teralami, sedang dialami atau yang masih menjadi cita-cita. Bentuk yang paling sederhana dalam teknik ini ialah dengan meminta murid/klien membuat karangan yang menyangkut tentang dirinya. Judul-judul karangan tersebut misalnya:
a) keadaan keluargaku.
b) cita-citaku di masa mendatang.
c) Pengalamanku ketika di taman kanak-kanak.
d) Orang-orang yang paling kusenangi.
e) Pelajaran yang paling kusenangi.
f) Hobiku sekarang.
g) Kegiatan di luar sekolah.