A.
PENGERTIAN
BUDAYA
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan
beberapa ahli:
1.
Edward
B. Taylor
Kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2.
M.
Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan
mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi,
dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3.
Koentjaraningrat
Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4.
Dr.
K. Kupper
Kebudayaan
merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam
bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5.
William
H. Haviland
Kebudayaan
adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima oleh semua masyarakat.
6.
Ki
Hajar Dewantara
Kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
7.
Bounded et.al
Kebudayaan
adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan
manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara
para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan
dapat di temukan di dalam media,
8.
Robert
H Lowie
Kebudayaan
adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian
yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan
masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh kesimpulan
mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan
yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan
itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B.
KONTAK
ANTAR BUDAYA
- Pengertian
KOMUNIKASI ANTAR
BUDAYA / KAB (intercultural communication) adalah proses pertukaran pikiran dan
makna antara orang-orang yang berbeda budaya. Ketika komunikasi terjadi antara
orang-orang berbeda bangsa, kelompok ras atau komunitas bahasa, komunikasi
tersebut disebut komunikasi antar budaya. Jadi pada dasarnya KAB mengkaji
bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi : apa makna pesan
verbal dan nonverbal menurut budaya-budaya bersangkutan, apa yang layak
dikomunikasikan, kapan mengkomunikasikannya, bagaimana cara
mengkomunikasikannya (verbal dan nonverbal), dsb.
KOMUNIKASI LINTAS
BUDAYA / KLB (cross-cultural communication) secara tradisional membandingkan
fenomena komunikasi dalam budaya-budaya berbeda. Contoh bagaimana gaya
komunikasi pria dalam budaya Amerika dan budaya Indonesia. Tetapi lambat laun
KAB dan KLB sering dipertukarkan. Secara konvensional KAB lebih luas dan lebih
komprehensif daripada
KLB.
KOMUNIKASI ANTAR
ETNIK (interethnic communication) adalah komunikasi yang terjadi antara
kelompok orang yang ditandai dengan bahasa dan asal-usul yang sama. Oleh karena
itu komunikasi antar etnik juga merupakan bagian dari KAB, sebagaimana juga
komunikasi antar ras, komunikasi antar agama dan komunikasi antar gender.
Dengan kata lain, komunikasi antar budaya lebih luas dari bidang-bidang
komunikasi yang lainnya.
KOMUNIKASI
ANTAR RAS adalah komunikasi yang terjadi pada sekelompok orang yang ditandai
dengan ciri-ciri biologis yang sama. Secara teoritis 2 orang dari ras berbeda
boleh jadi memiliki budaya (terutama ditandai dengan bahasa dan agama) yang
sama. Secara implisit komunikasi antar ras juga mengandung dimensi komunikasi
antar budaya, karena biasanya ras berbeda memiliki bahasa dan asal-usul
berbeda. Kalaupun kedua pihak yang berbeda ras sejak lahir diasuh dalam budaya
yang sama, potensi konflik tetap ada dalam komunikasi mereka, mengingat
pihak-pihak bersangkutan menganut stereotip-stereotip tertentu (biasanya
negatif) mengenai mitra komunikasinya yang berbeda ras itu. Contoh, orang Amerika berkulit putih (nenek
moyangnya berasal dari Eropa) dan orang Amerika berkulit hitam (nenek moyangnya
berasal dari Afrika) telah hidup berdampingan di negara yang sama selama
berabad-abad, tidak dengan sendiri komunikasi diantara mereka harmonis. Hingga
sekarang mereka mempunyai potensi konflik yang tetap besar, mengingat mereka
memiliki prasangka antar ras.
Selain pengertian yang
berusaha mengaitkan antara komunikasi dan budaya, masih ada kajian lain yang
juga sama dalam usaha untuk mengaitkan komunikasi dan budaya yaitu Komunikasi
Internasional. Pendekatan umum dan dasar kedua bidang ini memang sulit
dibedakan. Akan tetapi, jika komunikasi antarbudaya berlangsung pada tingkat
budaya, dan komunikasi internasional berlangsung pada tingkat negara, yang
berarti melewati batas-batas negara. Jadi ada kalanya komunikasi antar budaya
identik dengan komunikasi antar bangsa, meskipun tidak selalu demikian.
Masalahnya, sering sekelompok orang yang memiliki budaya yang sama (contoh,
Indonesia dan Malaysia) dipisahkan oleh batas negara, sehingga bisa dikatakan
komunikasi antara Indonesia dan Malaysia adalah komunikasi antar bangsa dalam
suatu budaya yang sama. Sebaliknya, kelompok-kelompok orang dengan
budaya-budaya berlainan boleh jadi terdapat di negara yang sama, seperti di
Amerika Serikat dan Australia, sehingga komunikasi antarbudaya berlangsung di negara
yang sama. Perbedaan lainnya adalah KAB lebih banyak menyoroti realitas
sosiologis dan antropologis, sementara komunikasi antarbangsa lebih banyak
mengkaji realitas politis.
- Faktor-faktor
yang Mendukung Perkembangan Kontak Antar Budaya
Faktor-faktor
yang mendorong perkembangan KAB dapat dilihat dari 4 segi:
a. Segi
Internasional
Telekomunikasi & transportasi. Kemajuan teknologi, khususnya di bidang
komunikasi dan transportasi jelas membawa pengaruh positif maupun negatif
terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat. Teknologi komunikasi dan
transportasi telah menyatukan dunia dengan penduduk yang berbeda pandangan
politik, sistem sosial dan kepercayaan. Komunikasi dan transportasi membawa
bangsa-bangsa ke dalam “Era Globalisasi”. Meningkatnya teknologi komunikasi dan
transportasi menciptakan suatu jaringan komunikasi dunia.
b.
Satelit
Satelit komunikasi ini memungkinkan jumlah manusia
yang banyak dengan jarak yang berjauhan dapat dibujuk, diajarkan dan dihibur
secara serentak dalam satu waktu yang sama.
c.
Kesadaran manusia
Kesadaran manusia dan bangsa akan adanya kesempatan
dan kebutuhan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan kejiwaan, termasuk
kebutuhan akan informasi. Dengan informasi orang dapat mengetahui apa yang
telah, sedang dan akan terjadi di suatu masyarakat atau negara, serta dapat
mengetahui tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki hidupnya.
Dengan berkurangnya hambatan-hambatan komunikasi,
maka dunia seakan terdesak pada kebutuhan untuk mencapai saling pengertian
antara sesama umat manusia. Peperangan yang terjadi mungkin saja disebabkan
oleh kurang atau tidak adanya pengertian di antara pihak-pihak yang bertikai
karena adanya kepentingan nasional, falsafah hidup, keinginan ataupun
harapan-harapan pihak lainnya.
Sesuatu yang dianggap baik oleh suatu pihak belum tentu bernilai positif bagi yang lain dan bahkan sebaliknya
Sesuatu yang dianggap baik oleh suatu pihak belum tentu bernilai positif bagi yang lain dan bahkan sebaliknya
d. Segi
Domestik
Perubahan-perubahan di dunia internasional tentu
saja membawa dampak perubahan kebudayaan di dalam negeri. Termasuk munculnya
berbagai macam kelompok sub-budaya yang menyimpang dari kebudayaan dominan
masyarakat.
Sub budaya adalah : suatu komunitas rasial, etnik,
regional yang memperlihatkan pola-pola perilaku yang membedakannya dari
sub-budaya lainnya dalam suatu budaya atau masyarakat yang melingkupinya.
Pada umumnya sub budaya terjadi karena adanya
minoritas di dalam budaya.
Contoh sub budaya & dampak adanya perubahan internasional ke domestik :
Adanya persamaan hak untuk memperoleh pendidikan yang sama bagi masyarakat Indian di AS. Adanya kesempatan yang sama dalam menduduki jabatan pemerintahan untuk kulit hitam.
Contoh sub budaya & dampak adanya perubahan internasional ke domestik :
Adanya persamaan hak untuk memperoleh pendidikan yang sama bagi masyarakat Indian di AS. Adanya kesempatan yang sama dalam menduduki jabatan pemerintahan untuk kulit hitam.
Akan tetapi, kontak-kontak baru ini seringkali
menemui kegagalan atau tidak menghasilkan sesuatu yang diharapkan.
Masalah-masalah yang muncul tidak saja disebabkan perbedaan bahasa, pengertian
tentang penggunaan waktu, pakaian, warna kulit, tetapi lebih mendalam dan
kompleks karena menyangkut perbedaan nilai dan cara memandang kehidupan.
Contoh sub budaya & dampak adanya perubahan
internasional ke domestik :
Adanya persamaan hak untuk memperoleh pendidikan yang sama bagi masyarakat Indian di AS. Adanya kesempatan yang sama dalam menduduki jabatan pemerintahan untuk kulit hitam.
Adanya persamaan hak untuk memperoleh pendidikan yang sama bagi masyarakat Indian di AS. Adanya kesempatan yang sama dalam menduduki jabatan pemerintahan untuk kulit hitam.
Akan tetapi, kontak-kontak baru ini seringkali
menemui kegagalan atau tidak menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Masalah-masalah
yang muncul tidak saja disebabkan perbedaan bahasa, pengertian tentang
penggunaan waktu, pakaian, warna kulit, tetapi lebih mendalam dan kompleks
karena menyangkut perbedaan nilai dan cara memandang kehidupan.
C.
PERUBAHAN
SOSIO-BUDAYA DAN EFEK PSIKOLOGISNYA
1.
Pengertian
Perubahan
sosial budaya adalah perubahan yang terjadi dalam struktur/ organisasi sosial
masyarakat sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi
fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Menurut
para ahli, yang dimaksud dengan perubahan social budaya adalah sebagai berikut
:
a. Gillin
dan Gillin
Perubahan
sosial budaya adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang
disebabkan oleh perubahan pada kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru
dalam masyarakat itu sendiri.
b. Samuel
Koenig
Perubahan
sosial budaya adalah perubahan yang menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang
terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
c. Selo
Soemardjan
Perubahan
sosial budaya adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.
d. Kingsley
Davis
Perubahan
sosial budaya adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
e. Mac
Iver
Perubahan
sosial budaya adalah perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap
keseimbangan sosial tersebut.
f. William
F. Ogburn
Perubahan
sosial budaya adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik
material maupun non-material.
2.
Factor
yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Budaya
Perubahan
sosial dan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor
yang menghambat terjadinya Perubahan sosial dan budaya.
Faktor-faktor
itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan social budaya.
a. Kontak
dengan kebudayaan lain. Masyarakat yang sering melakukan kontak dengan
kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan kebudayaan
lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat ke
masyarakat lain.
b. Sistem
pendidikan formal yang maju. Pada jaman modern sekolah semakin memegang peran
penting dalam melakukan perubahanperubahan pada para murid yang juga merupakan
anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan
berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang berguna bagi manusia, terutama untuk
membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.
c. Toleransi.
Perubahan social budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat
toleran terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik
yang positif maupun negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum.
Masyarakat yang memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang
baru.
d. Sistem
stratifikasi terbuka. Sistem pelapisan social terbuka pada masyarakat akan
memberikan peluang sebesar-besarnya kepada individu untuk naik ke kelas sosial
yang lebih tinggi melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.
e. Penduduk
yang heterogen. Pada masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang berbasis
latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologi yang beragam akan mudah mengalami
pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan mendorong
terjadinya perubahan dalam masyarakat.
f. Ketidakpuasan
masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan. Ketidakpuasan ini, baik dalam
sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong
masyarakat melakukan perubahan sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem
baru agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
g. Orientasi
ke masa depan. Umumnya masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan datang
berbeda dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan diri, baik
yang sesuai dengan keinginannya, maupun keadaan yang buruk sekalipun. Untuk
itu, perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat menerima masa depan.
h. Pandangan
bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Terdapat
suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang menyebutkan bahwa yang dapat
mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia adalah manusia itu sendiri,
dengan bimbingan Tuhan. Jika seseorang ingin berubah niscaya ia harus berusaha.
Usaha ini ke arah penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara hidup atau pun
pola interaksi di masyarakat.
Selain
dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan di masyarakat dari
perubahan social budaya diantaranya :
a. Kurang
berhubungan dengan masyarakat lain. Masyarakat yang kurang memiliki hubungan
dengan masyarakat lain umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil.
Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan
yang terjadi pada masyarakat lain.
b. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang terlambat. Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di
suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan karena masyarakat tersebut berada di
wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah)
oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
c. Sikap
masyarakat yang sangat tradisional. Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi
lama serta anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya
proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat
yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.
d. Adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat. Dalam suatu masyarakat,
selalu terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan tertentu. Biasanya,
dari kedudukan itu mereka mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan
hak-hak istimewa.
e. Rasa
takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada. Integrasi
sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan
menggoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek
tertentu dalam masyarakat.
f. Hambatan-hambatan
yang bersifat ideologis. Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau
keyakinan yang telah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu
lama dapat terancam oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.
g. Prasangka
pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup). Prasangka seperti ini umumnya
terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka
menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki
pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur baru
yang masuk berasal dari dunia barat.
h. Adat
istiadat (kebiasaan). Adat istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku
anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian
pola-pola perilaku tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan
muncul krisis adat atau kebiasaan, yang mencakup bidang kepercayaan, sistem
pencaharian, pembuatan rumah dan cara berpakaian.
3.
Efek
Perubahan Sosial Budaya
Adanya
perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan memberikan
dampak negatif dan positif.
a. Akibat Positif
Perubahan
dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan
disebut adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut
integrasi.
b. Akibat Negatif
Akibat
negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu
menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan
diri dengan perubahan disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan
disintegrasi. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial budaya dapat
dilihat dari perilaku masyarakat yang bersangkutan.
Apabila
perubahan sosial budaya tersebut tidak berpengaruh pada keberadaan atau
pelaksanaan nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan positif. Namun, jika
perubahan sosial budaya tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan
norma maka perilaku masyarakat akan negatif.
Perubahan social
budaya juga memunculkan sikap kritis pada individu. Penerimaan masyarakat pada
perubahan sosial budaya dilihat dari perubahan sikap masyarakat yang
bersangkutan. Jika perubahan sosial budaya tersebut tidak memengaruhi
keberadaan nilai dan norma yang sudah ada di masyarakat maka sikap masyarakat
akan positif. Namun, jika perubahan sosial budaya tersebut menyimpang atau
memengaruhi nilai dan norma yang benar maka sikap masyarakat akan negatif.
Perhatikan peta konsep di bawah