A. Tujuan bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar
Mengingat
bimbingan merupakan bagian integaral dari pendidiakn maka tujuan pelaksanaan
bimbingan merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan. tujuan
pendidikan nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas yang
dideskripsikan dengan jelas dalm UU No 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
GBHN 1993, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME, berbudi
luhur, bekepribadian, mendiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, produktif, sehat
jasmani dan rokhani, berjiwa patriotic, cinta tanah air, mempunyai semangat
kebnagsaan, kesetiakawanan social, kesadaran pada sejarah bangsa mengahargai
jasa pahlawan dan berorientasi masa depan.
Secara khusus,
layanan bimbinan disekolah dasar bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
memenuhi tugas – tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial,
pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan (Depdikbud,1994)
B. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar
mengajar diartikan sebagai suatu interaksi antara murid dengan guru dalam
rangka mencapai suatu tujuan. Tujuan interaksi merupakan titik temu dan
bersifat mengikat serta mengarahkan aktifitas dari kedua belah pihak. dengan
demikian, kriteria keberhasilan dari rangkaian keseluruhan (proses) interaksi
(belajar mengajar) hendaknya ditimbang atau dievaluasikan untuk melihat
tercapai tidak tujuan (bersama) tersebut.
C. Komponen Proses Belajar Mengajar
Komponen yang
terlibat dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1.
Murid
Dengan segala
karakteristik yang terus berusaha mengembangkan diri seoptimal mungkin melalui
berbagai kegiatan (belajar) guna mencapai tujuan sesuai dengan tahapan perkembangan
yang dijalaninya.
2.
Tujuan
Merupakan apa
yang akhirnya diharapkan tercapai setelah adanya kegiatan belajar mengajar,
yang merupakan seperangkat tugas atau tuntutan atau kebutuhan yang harus
dipenuhi atau system nilai yang harus
tampak dalam perilaku dan merupakan karakteristik kepribadian murid yang
seyogyanya diterjemahkan kedalam berbegai bentuk kegiatan yang berencana dan
dapat dievaluasi.
3.
Guru
Merupakan orang
dewasa yang karena jabatannya secara formal selalu mengusahakan terciptanya
situasi yang tapat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya prose
pengalaman belajar pada diri murid dengan menyerahkan segala sumber dan
menggunakan strategi belajar mengajar yang tetap (Abin Syamsudin Makmun, 1997).
D. Karakter Guru
Karakter
guru yang diinginkan siswa agar mampu belajar dengan senang antara lain:
a. Murah
senyum
Senyum
merupakan bahasa yang mudah dicerna oleh anak-anak. Guru tersenyum murid
bangga. Guru tersenyum murid senang. Guru tersenyum beban siswa hilang. Jika
kondisi sudah seperti itu barulah guru dengan mudah mengeksplorasi semua
potensi siswa. Namun untuk tersenyum di dalam kelas merupakan hal yang sangat
berat. Guru perlu mencoba terus sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
b. Ramah
Sapalah
siswa anda dengan ramah. Bersikaplah terhadap siswa dengan ramah, berarti anda
sudah menggunakan metode guru ramah. Dengan dilayani seorang guru yang ramah,
siswa merasa dihargai dan diperhatikan. Jadikan pembelajaran anda sebagai “surga
belajar “ baik di dalam maupun di luar kelas.
c. Menerima
siswa sebagai manusia
Banyak
guru yang menganggap siswanya adalah malaikat ataupun dewa yang tidak boleh
salah, tidak boleh lupa, tidak boleh keliru dan sebagainya. Mengapa guru lupa
bahwa siswanya itu adalah manusia? Inilah yang membuat siswa tersiksa dan
tertekan. Terbelenggu di dalam pembelajaran yang dibatasi oleh empat dinding
pembatas. Sebagai manusia tentu siswa mempunyai sifat-sifat manusiawi. Untuk
itu para guru sudah selayaknya menyajikan pembelajaran untuk siswa dengan
memanusiakan mereka serta melayani mereka secara manusiawi.
d. Melayani
siswa dengan hati
Siswa yang kita
hadapi mampu membedakan dilayani dengan hati atau setengah hati oleh guru
mereka. Mereka memerlukan kasih sayang dalam pembelajaran. Seorang guru yang
melayani dengan hati, siswa akan merasa nyaman dan damai saat pembelajaran.
Sehingga proses belajar akan mengalir seperti arus sungai.
E. Guru Ideal yang diharapkan Siswa
Sekolah Dasar
Dengan dilaksanakannya
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar, diharapkan para guru mampu mencapai :
1.
pengembangan keharmonisan didalam
melaksanakan proses belajar mengajar
2.
keselarasan kerja sama dengan para siswa
terutama dengan mereka yang memiliki masalah pribadi
3.
kerjasama yang lebih intensif dengan
orang tua siswa dan masyarakat luas pada umumnya.
Beberapa hal
yang diharapkan dan diinginkan oleh siswa Sekolah Dasar dapat dijabarkan
melalui beberapa poin, antara lain :
1.
Inti Guru yang Baik
Menjadi guru adalah sebuah seni, sehingga menjadi
guru yang baik itu melibatkan panggilan, kemampuan intelektual dan penguasaan
materi, karakter, talenta dan kemampuan berkomunikasi. Dari semua itu yang
terpenting dari semua adalah karakter. Ini didukung dengan hasil penelitian di
atas tentang guru yang baik.
Hal ini juga ditekankan oleh William White. Ia
berkata: “The personality of the teacher
is the most important factor in a successful teacher. Teachers don’t need to be
extremely bright and highly informed individuals, but they need to be
critically thinkers about learning. They need to be caring and concerned as
opposed to aloof and book centered, they need to be business-like and orderly
as opposed ti being slipshod and careless; and they need to be enthusiastic,
surgent, and full of hope as opposed to being dull and boring” (William
White, “The Search for the TruthAbout
Good Teaching”, hal. 73, 2001).
a.
Guru Efektif
adalah Konselor yang Baik
Guru yang baik adalah harus menjadi konselor yang
baik bagi murid-muridnya. Itu sebabnya seorang guru harus belajar mendalami
konseling agar dia sukses. Dalam tulisan “Good
Teaching” oleh Theodore R. Sizer, mantan Pembantu Rektor bidang Akademik di
Harvard University College of Education mengatakan bahwa guru hendaknya menjadi
guru profesional yaitu mengetahui hal-hal sederhana soal konseling, termasuk
dalam hal-hal yang kecil sehingga murid bertumbuh. Ada beberapa poin yang di
sampaikan:
1)
Mengenal nama dari siswa dan panggil
siswa dengan namanya.
2)
Memberikan salam kepada siswa dan rekan
kerja dengan hangat dan ramah.
3)
Pergi menghadiri acara-acara siswa di
luar kelas, misalnya ibadah, pertandingan, dan lain sebagainya.
4)
Mengingat sesuatu yang pernah digumuli
oleh siswa sebelumnya. Contohnya: apakah mamamu sudah keluar rumah sakit?
5)
Hindari bersifat sarkastik dalam
memberikan komentar atas kebodohan atau kenakalan yang dilakukan seorang siswa.
Ini akan melukai hati siswa.
6)
Jangan pernah toleransi dengan masalah
SARA, termasuk lelucon-lelucon masalah SARA.
7)
Ingat pepatah yang diberikan orang tua
kita: jika kita tidak bisa menyampaikan atau melihat sesuatu yang baik tentang
seseorang, jangan katakan apapun.
8)
Katakan suatu kebenaran atau teguran
secara pribadi. Contohnya: Ayu, saya sebenarnya curiga kamu menyontek..., Amir,
kamu kurang belajar dan malas sepertinya... Hasan, kamu kok bau ya, apakah kamu
tidak mandi pagi? Besok mandi ya... Mei, kamu suka mengganggu...)
9)
Selalu mendorong bahwa kemampuan siswa
lebih dari yang merasa dimiliki siswa.
10)
Jadilah guru yang positif, namun
hati-hati bila selalu memuji pekerjaan baiknya. Tidak ada seorang pun belajar
lebih cepat ketika dia merasa bahwa dia merasa berhasil.
11)
Pertunjukkan persahabatan dan jadilah
jujur dan obyektif dalam penilaian terhadap murid-murid yang kita juluki
“nakal” atau mengganggu.
12)
Menjadi teman siswa, namun jaga jarak
juga.
13)
Jangan pernah menyerah dengan siswa
kita, dan jangan menjuluki mereka secara permanen, misalnya: si bodoh, si
cerewet, si pemalu, dsb.
14)
Setiap kali memberikan pedoman dan
aturan, sampaikan alasannya dan jangan tidak disampaikan apa yang dimaksud.
15)
Tahu membedakan mana siswa yang hanya
mendengar dan yang memperhatikan sehingga bisa menyerap. Caranya adalah
mendengarkan mereka yaitu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya.
2. Pandangan
Para Pakar Pendidikan Tentang Mengajar yang Baik
Hasil penelitian dari Edward Sheffield tentang
karakteristik dari guru yang efektif yang sering disebut atau Characteristics
of Effective Teachers Most Often Mentioned (Edward Sheffield, Teaching in
the Universities-- No One Way, 1974):
1.
Menguasai bahan yang diajar dan memiliki
kompetensi.
2.
Pengajaran dipersiapkan dengan baik dan
memiliki organisasi pengajaran secara teratur.
3.
Pelajaran harus dihubungkan dengan hal
praktis dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Mendorong murid bertanya dan memberikan
opini.
5.
Antusias tentang subyek yang diajar.
6.
Dapat didekati murid (approachable),
bersahabat, terbuka (available).
7.
Peduli kepada kemajuan siswa.
8.
Memiliki sifat humoris
9.
Hangat, baik, simpati.
10. Menggunakan
alat-alat atau media secara efektif.
Selanjutnya ada penelitian tentang guru yang hebat
atau Characteristics of Great Teachers (Lea Ebro, Instructional Behavior
Patterns of Distinguished University Teachers, 1977):
1.
Tidak menyimpang dari topik yang
diajarkan.
2.
Tempo berbicara dalam mengajar itu
tepat.
3.
Guru memakai berbagai variasi dalam
strategi instruksional.
4.
Tetap pada subyek dan mengembangkannya
berdasarkan subyek.
5.
Guru memakai humor.
6.
Guru bisa “memerintah” kelas, sehingga
mereka tertib namun tidak dalam suasana takut dan tertekan.
7.
Guru berinteraksi dengan siswa.
8.
Guru memberikan tanggapan atas
pertanyaan atau jawaban murid.
9.
Memberikan respons perbaikan-perbaikan.
10.
Menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
analitis dan penggalian.
11.
Memuji jawaban yang benar dengan dasar
observasi atas jawaban yang benar yaitu memberi penjelasan mengapa jawabannya
benar.
12.
Membuat suasana kelas yang hangat.
13.
Siswa secara bebas dapat menginterupsi
setiap saat dengan pertanyaan.
14.
Memiliki rasa humor.
15.
Memiliki kemampuan komunikasi
non-verbal.
a. Menggunakan gerak tubuh seringkali.
b. Berjalan waktu berbicara.
c. Ada kontak mata secara intensif.
Hasil Penelitian tentang mengajar yang baik dari Ron
Smith, Concordia University, Teaching and Learning, Vol. 7, No. 1, Sept.
1980:
1.
Mengajar yang baik memiliki tes awal
tentang kemampuannya.
2.
Mengajar yang baik ada “feedback” untuk guru:
a. Tes non-nilai, kuis
b. Diskusi dengan siswa
c. Kuesioner
d. Sadar akan respons yang bersifat non-verbal:
1) Kehadiran yang menurun atau kebosanan.
2) Tidur di kelas.
3) Apakah siswa membaca surat kabar?
3.
Mengajar yang baik disesuaikan dengan
perbedaan-perbedaan yang ada pada individu siswa.
4.
Good teaching provides (specific)
feedback to the students.
5.
Mengajar yang baik itu fleksibel.
6.
Mengajar yang baik menggunakan
pembelajaran siswa aktif.
7.
Mengajar yang baik memotivasi siswa. .
8.
Pengajaran yang baik itu jelas dan
ditata dengan baik.
Ada juga proyek penelitian untuk melihat guru yang
baik di kelas dalam “Characteristics of
Effective Large-Class Instructors” (Karron Lewis, et al., from The
Large Class Analysis Project conducted
by CTE):
Penelitian ini mengkombinasikan pendapat dari siswa
dan guru dalam penelitian tentang bagaimana mengajar dalam kelas besar secara
efektif:
1.
Sangat antusias dengan subyek yang
diajar.
2.
Menguasai subyek dan memiliki kemampuan
mengkomunikasikan pengetahuan yang diajar.
3.
Peduli kepada kemajuan dan kesuksesan
murid.
4.
Berani mendisiplin siswa untuk
ketertiban kelas seperti keributan.
5.
Memiliki rasa humor.
6.
Menggunakan berbagai strategi
instruksional.
7.
Berinteraksi dengan siswa selama di
kelas, termasuk sebelum dan sesudah kelas.
8.
Memiliki rasa percaya diri atas
pengajaran yang disampaikannya.
F. KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling di sekolah
dasar bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas – tugas perkembangan
yang meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan dan karir sesuai dengan
tuntutan lingkungan.
Proses
belajar mengajar diartikan sebagai suatu interaksi antara murid dengan guru
dalam rangka mencapai suatu tujuan. Tujuan interaksi yang dimaksudkan merupakan
titik temu dan bersifat mengikat serta mengarahkan aktifitas dari kedua belah
pihak.
Komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar
adalah 1) Murid; 2) Tujuan; dan 3) Guru.
Guru
yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian
penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras,
serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. Pusat perhatian mereka bukanlah pada
buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak.
Guru
yang menyenangkan mampu membantu dan melancarkan siswa dalam melaksanakan tugas
– tugas perkembangannya. maka sangatlah penting untuk seorang guru dapat
menarik perhatian dan menjadikan dirinya sebagai guru yang ideal.
DAFTAR PUSTAKA
Furqon. 2005. Konsep Dan Aplikasi Bimbingan Konseling
Untuk Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Hendrarno, Eddy dkk.
2003. Bimbingan Dan Konseling.
Semarang: Unnes.
Nurdin, Muhammad.
2010. Kiat Menjadi Guru Profesional.
Jogjakarta: Arus Media.
Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Sekolah
Dasar. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar