Translate

Minggu, 03 Juni 2012

GURU IDEAL YANG DIHARAPKAN SISWA SEKOLAH DASAR

A.      Tujuan bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Mengingat bimbingan merupakan bagian integaral dari pendidiakn maka tujuan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan. tujuan pendidikan nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalm UU No 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan GBHN 1993, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME, berbudi luhur, bekepribadian, mendiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani dan rokhani, berjiwa patriotic, cinta tanah air, mempunyai semangat kebnagsaan, kesetiakawanan social, kesadaran pada sejarah bangsa mengahargai jasa pahlawan dan berorientasi masa depan.
Secara khusus, layanan bimbinan disekolah dasar bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas – tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan (Depdikbud,1994)

B.       Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar diartikan sebagai suatu interaksi antara murid dengan guru dalam rangka mencapai suatu tujuan. Tujuan interaksi merupakan titik temu dan bersifat mengikat serta mengarahkan aktifitas dari kedua belah pihak. dengan demikian, kriteria keberhasilan dari rangkaian keseluruhan (proses) interaksi (belajar mengajar) hendaknya ditimbang atau dievaluasikan untuk melihat tercapai tidak tujuan (bersama) tersebut.
  
C.      Komponen Proses Belajar Mengajar
Komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1.      Murid
Dengan segala karakteristik yang terus berusaha mengembangkan diri seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan (belajar) guna mencapai tujuan sesuai dengan tahapan perkembangan yang dijalaninya.          
2.      Tujuan
Merupakan apa yang akhirnya diharapkan tercapai setelah adanya kegiatan belajar mengajar, yang merupakan seperangkat tugas atau tuntutan atau kebutuhan yang harus dipenuhi atau system  nilai yang harus tampak dalam perilaku dan merupakan karakteristik kepribadian murid yang seyogyanya diterjemahkan kedalam berbegai bentuk kegiatan yang berencana dan dapat dievaluasi.
3.      Guru
Merupakan orang dewasa yang karena jabatannya secara formal selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tapat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya prose pengalaman belajar pada diri murid dengan menyerahkan segala sumber dan menggunakan strategi belajar mengajar yang tetap (Abin Syamsudin Makmun, 1997).

D.    Karakter Guru
Karakter guru yang diinginkan siswa agar mampu belajar dengan senang antara lain:
a.    Murah senyum
Senyum merupakan bahasa yang mudah dicerna oleh anak-anak. Guru tersenyum murid bangga. Guru tersenyum murid senang. Guru tersenyum beban siswa hilang. Jika kondisi sudah seperti itu barulah guru dengan mudah mengeksplorasi semua potensi siswa. Namun untuk tersenyum di dalam kelas merupakan hal yang sangat berat. Guru perlu mencoba terus sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
b.    Ramah
Sapalah siswa anda dengan ramah. Bersikaplah terhadap siswa dengan ramah, berarti anda sudah menggunakan metode guru ramah. Dengan dilayani seorang guru yang ramah, siswa merasa dihargai dan diperhatikan. Jadikan pembelajaran anda sebagai “surga belajar “ baik di dalam maupun di luar kelas.
c.    Menerima siswa sebagai manusia
Banyak guru yang menganggap siswanya adalah malaikat ataupun dewa yang tidak boleh salah, tidak boleh lupa, tidak boleh keliru dan sebagainya. Mengapa guru lupa bahwa siswanya itu adalah manusia? Inilah yang membuat siswa tersiksa dan tertekan. Terbelenggu di dalam pembelajaran yang dibatasi oleh empat dinding pembatas. Sebagai manusia tentu siswa mempunyai sifat-sifat manusiawi. Untuk itu para guru sudah selayaknya menyajikan pembelajaran untuk siswa dengan memanusiakan mereka serta melayani mereka secara manusiawi.
d.   Melayani siswa dengan hati
Siswa yang kita hadapi mampu membedakan dilayani dengan hati atau setengah hati oleh guru mereka. Mereka memerlukan kasih sayang dalam pembelajaran. Seorang guru yang melayani dengan hati, siswa akan merasa nyaman dan damai saat pembelajaran. Sehingga proses belajar akan mengalir seperti arus sungai.

E.     Guru Ideal yang diharapkan Siswa Sekolah Dasar
Dengan dilaksanakannya Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar, diharapkan para guru mampu mencapai :
1.    pengembangan keharmonisan didalam melaksanakan proses belajar mengajar
2.    keselarasan kerja sama dengan para siswa terutama dengan mereka yang memiliki masalah pribadi
3.    kerjasama yang lebih intensif dengan orang tua siswa dan masyarakat luas pada umumnya.
Beberapa hal yang diharapkan dan diinginkan oleh siswa Sekolah Dasar dapat dijabarkan melalui beberapa poin, antara lain :
           1.    Inti Guru yang Baik
Menjadi guru adalah sebuah seni, sehingga menjadi guru yang baik itu melibatkan panggilan, kemampuan intelektual dan penguasaan materi, karakter, talenta dan kemampuan berkomunikasi. Dari semua itu yang terpenting dari semua adalah karakter. Ini didukung dengan hasil penelitian di atas tentang guru yang baik.
Hal ini juga ditekankan oleh William White. Ia berkata: “The personality of the teacher is the most important factor in a successful teacher. Teachers don’t need to be extremely bright and highly informed individuals, but they need to be critically thinkers about learning. They need to be caring and concerned as opposed to aloof and book centered, they need to be business-like and orderly as opposed ti being slipshod and careless; and they need to be enthusiastic, surgent, and full of hope as opposed to being dull and boring” (William White, “The Search for the TruthAbout Good Teaching”, hal. 73, 2001).  
a.    Guru Efektif adalah Konselor yang Baik
Guru yang baik adalah harus menjadi konselor yang baik bagi murid-muridnya. Itu sebabnya seorang guru harus belajar mendalami konseling agar dia sukses. Dalam tulisan “Good Teaching” oleh Theodore R. Sizer, mantan Pembantu Rektor bidang Akademik di Harvard University College of Education mengatakan bahwa guru hendaknya menjadi guru profesional yaitu mengetahui hal-hal sederhana soal konseling, termasuk dalam hal-hal yang kecil sehingga murid bertumbuh. Ada beberapa poin yang di sampaikan:
1)        Mengenal nama dari siswa dan panggil siswa dengan namanya.
2)        Memberikan salam kepada siswa dan rekan kerja dengan hangat dan ramah.
3)        Pergi menghadiri acara-acara siswa di luar kelas, misalnya ibadah, pertandingan, dan lain sebagainya.
4)        Mengingat sesuatu yang pernah digumuli oleh siswa sebelumnya. Contohnya: apakah mamamu sudah keluar rumah sakit?
5)        Hindari bersifat sarkastik dalam memberikan komentar atas kebodohan atau kenakalan yang dilakukan seorang siswa. Ini akan melukai hati siswa.
6)        Jangan pernah toleransi dengan masalah SARA, termasuk lelucon-lelucon masalah SARA.
7)        Ingat pepatah yang diberikan orang tua kita: jika kita tidak bisa menyampaikan atau melihat sesuatu yang baik tentang seseorang, jangan katakan apapun.
8)        Katakan suatu kebenaran atau teguran secara pribadi. Contohnya: Ayu, saya sebenarnya curiga kamu menyontek..., Amir, kamu kurang belajar dan malas sepertinya... Hasan, kamu kok bau ya, apakah kamu tidak mandi pagi? Besok mandi ya... Mei, kamu suka mengganggu...)
9)        Selalu mendorong bahwa kemampuan siswa lebih dari yang merasa dimiliki siswa.
10)    Jadilah guru yang positif, namun hati-hati bila selalu memuji pekerjaan baiknya. Tidak ada seorang pun belajar lebih cepat ketika dia merasa bahwa dia merasa berhasil.
11)    Pertunjukkan persahabatan dan jadilah jujur dan obyektif dalam penilaian terhadap murid-murid yang kita juluki “nakal” atau mengganggu.
12)    Menjadi teman siswa, namun jaga jarak juga.
13)    Jangan pernah menyerah dengan siswa kita, dan jangan menjuluki mereka secara permanen, misalnya: si bodoh, si cerewet, si pemalu, dsb.
14)    Setiap kali memberikan pedoman dan aturan, sampaikan alasannya dan jangan tidak disampaikan apa yang dimaksud.
15)    Tahu membedakan mana siswa yang hanya mendengar dan yang memperhatikan sehingga bisa menyerap. Caranya adalah mendengarkan mereka yaitu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya.
              2.      Pandangan Para Pakar Pendidikan Tentang Mengajar yang Baik
Hasil penelitian dari Edward Sheffield tentang karakteristik dari guru yang efektif yang sering disebut atau Characteristics of Effective Teachers Most Often Mentioned (Edward Sheffield, Teaching in the Universities-- No One Way, 1974):
1.      Menguasai bahan yang diajar dan memiliki kompetensi.
2.      Pengajaran dipersiapkan dengan baik dan memiliki organisasi pengajaran secara teratur.
3.      Pelajaran harus dihubungkan dengan hal praktis dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Mendorong murid bertanya dan memberikan opini.
5.      Antusias tentang subyek yang diajar.
6.      Dapat didekati murid (approachable), bersahabat, terbuka (available).
7.      Peduli kepada kemajuan siswa.
8.      Memiliki sifat humoris
9.      Hangat, baik, simpati.
10.  Menggunakan alat-alat atau media secara efektif.
Selanjutnya ada penelitian tentang guru yang hebat atau Characteristics of Great Teachers (Lea Ebro, Instructional Behavior Patterns of Distinguished University Teachers, 1977):
1.         Tidak menyimpang dari topik yang diajarkan.
2.         Tempo berbicara dalam mengajar itu tepat.
3.         Guru memakai berbagai variasi dalam strategi instruksional.
4.         Tetap pada subyek dan mengembangkannya berdasarkan subyek.
5.         Guru memakai humor.
6.         Guru bisa “memerintah” kelas, sehingga mereka tertib namun tidak dalam suasana takut dan tertekan.
7.         Guru berinteraksi dengan siswa.
8.         Guru memberikan tanggapan atas pertanyaan atau jawaban murid.
9.         Memberikan respons perbaikan-perbaikan.
10.     Menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang analitis dan penggalian.
11.     Memuji jawaban yang benar dengan dasar observasi atas jawaban yang benar yaitu memberi penjelasan mengapa jawabannya benar.
12.     Membuat suasana kelas yang hangat.
13.     Siswa secara bebas dapat menginterupsi setiap saat dengan pertanyaan.
14.     Memiliki rasa humor.
15.     Memiliki kemampuan komunikasi non-verbal.
a. Menggunakan gerak tubuh seringkali.
b. Berjalan waktu berbicara.
c. Ada kontak mata secara intensif.
Hasil Penelitian tentang mengajar yang baik dari Ron Smith, Concordia University, Teaching and Learning, Vol. 7, No. 1, Sept. 1980:
1.         Mengajar yang baik memiliki tes awal tentang kemampuannya.
2.         Mengajar yang baik ada “feedback” untuk guru:
a. Tes non-nilai, kuis
b. Diskusi dengan siswa
c. Kuesioner
d. Sadar akan respons yang bersifat non-verbal:
1) Kehadiran yang menurun atau kebosanan.
2) Tidur di kelas.
3) Apakah siswa membaca surat kabar?
3.         Mengajar yang baik disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan yang ada pada individu siswa.
4.         Good teaching provides (specific) feedback to the students.
5.         Mengajar yang baik itu fleksibel.
6.         Mengajar yang baik menggunakan pembelajaran siswa aktif.
7.         Mengajar yang baik memotivasi siswa. .
8.         Pengajaran yang baik itu jelas dan ditata dengan baik.
Ada juga proyek penelitian untuk melihat guru yang baik di kelas dalam “Characteristics of Effective Large-Class Instructors” (Karron Lewis, et al., from The Large Class Analysis Project conducted by CTE):
Penelitian ini mengkombinasikan pendapat dari siswa dan guru dalam penelitian tentang bagaimana mengajar dalam kelas besar secara efektif:
1.         Sangat antusias dengan subyek yang diajar.
2.         Menguasai subyek dan memiliki kemampuan mengkomunikasikan pengetahuan yang diajar.
3.         Peduli kepada kemajuan dan kesuksesan murid.
4.         Berani mendisiplin siswa untuk ketertiban kelas seperti keributan.
5.         Memiliki rasa humor.
6.         Menggunakan berbagai strategi instruksional.
7.         Berinteraksi dengan siswa selama di kelas, termasuk sebelum dan sesudah kelas.
8.         Memiliki rasa percaya diri atas pengajaran yang disampaikannya.

 F.      KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling di sekolah dasar bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas – tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Proses belajar mengajar diartikan sebagai suatu interaksi antara murid dengan guru dalam rangka mencapai suatu tujuan. Tujuan interaksi yang dimaksudkan merupakan titik temu dan bersifat mengikat serta mengarahkan aktifitas dari kedua belah pihak.
Komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar adalah  1) Murid; 2) Tujuan; dan 3) Guru.
Guru yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak.
Guru yang menyenangkan mampu membantu dan melancarkan siswa dalam melaksanakan tugas – tugas perkembangannya. maka sangatlah penting untuk seorang guru dapat menarik perhatian dan menjadikan dirinya sebagai guru yang ideal.
   
DAFTAR PUSTAKA

Furqon. 2005. Konsep Dan Aplikasi Bimbingan Konseling Untuk Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Hendrarno, Eddy dkk. 2003. Bimbingan Dan Konseling. Semarang: Unnes.

Nurdin, Muhammad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Arus Media.

Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Sekolah Dasar. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.

Tidak ada komentar: