A. Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
1.
Anak
Usia Sekolah dasar
Akhir
masa kanak-kanak merupakan usia anak sekolah dasar yaitu berlangsung dari usia
enam tahun sampai tiba saatnya individu mejadi matang secara seksual. Masa anak
usia Sekolah dasar atau akhir masa kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi
serta penyesuaian sosial
anak-anak.
2.
Perkembangan Fisik Anak Usia Sekolah
dasar
Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan
periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi
perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun menjelang anak menjadi matang
secara seksual, pada masa ini pertumbuhan berkembang pesat. Oleh karena itu,
masa ini sering disebut juga sebagai “periode tenang” sebelum pertumbuhan yang
cepat menjelang masa remaja, meskipun merupakan masa tenang, tetapi hal ini
tidak berarti bahwa pada masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang
berarti.
a.
Aspek dari pertumbuhan fisik
Pada masa
ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya.
Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
Pada saat yang sama kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan
gemuk bayi ( babyfat ) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena
faktor keturunan dan latihan (olah raga). Karena faktor perbedaan jumlah sel-sel otot, maka pada umumnya untuk anak laki-laki
lebih kuat dari pada anak perempuan.
Menurut Hurlock ( 1980 : 149 )
perkembangan fisik pada anak usia sekolah
dasar sebagai berikut:
1)
Tinggi
Kenaikan tinggi pertahun adalah 5-8 cm.
Rata-rata anak perempuan 11 tahun mempunyai tinggi badan 147 cm dan anak
laki-laki 146 cm.
2)
Berat
Kenaikan berat
lebih bervariasi dari pada kenaikan tinggi, berkisar antara 1-2,26 kg pertahun.
Rata-rata ank perempuan
usia 11 tahun memeliki berat badan 40,14 kg dan anak laki-laki 38, 78 kg
3)
Perbandingan
Tubuh
Meskipun kepala masih terlampau besar
dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, beberapa perbandingan bagian wajah
yang kurang menari menghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi
melebar dan rata, bibir semain berisi, hidung menjadi lebih besar dan
membentuk. Badan memanjang menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih
panjang,dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memnjnag, dan tangan
dan kai denagn lambat tumbuh membesar.
4)
Kesederhanaan
Perbandingan tubuh yang kurang baik yang
sangat memcolok pada akhir masa kanak-kanak menyebabkan meningkatkan
kesederhanaan pada masa ini. Disampinhg itu kurangnya perhatian terhadap
penampilan dan kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-temantanpa
mempedulikan pantas tidaknya, jugamenambah kesederhanaan.
5)
Perbandingan
Otot-Lemak
Selama usia SD, jaringan lemak berkmbang
lebih cepat dari pada jaringan otot yang berlembangnya mulai lmelejit pada awal
pubertas.
6)
Gigi
Pada permulaan pubertas, umumnya seorang
umumnya soirang anak sudah mempunyai 22 gigi tetap. Keempat gigi terakhir
disebut dengan gigi kebijaksanaan.
Tingkat
pertumbuhan fisik anak pada usia sekolah dasar ini dapat berbeda – beda, hal ini
disebabkan karena perbedaan ras, bangsa, dan tingkat sosial ekonominya. Selain
dari perbedaan keturunan, pertumbuhan fisik anak juga dipengaruhi oleh
lingkungan mereka, seperti contohnya anak – anak yang tumbuh paling tinggi
biasanya dalam hidupnya tidak mengalami kekurangan gizi dan tidak terkena
penyakit yang menggangu pertumbuhan fisiknya.
Agar
pertumbuhan fisik anak pada usia sekolah dasar dapat berjalan dengan baik maka
diperlukan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang anak. Pada usia sekolah
dasar ini biasanya anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Mereka banyak makan
karena kegiatannya menuntut energy yang banyak. Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan pertumbuhan yang lamban.
Terdapat
beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian bertalian dengan kesehatan dan
kebugaran kanak – kanak (usia sekolah dasar), yaitu :
a) Obesity
Kegemukan
yang terjadi pada usia 6 – 11 tahun merupakan isu utama yang terjadi pada usia
sekolah dasar. Penyebab kegemukan tersebut disebabkan karena kelebihan berat
badan sebagai akibat dari kurangnya berolahraga dan terlalu banyak makan.
Tetapi masalah ini dapat diantisipasi oleh orang tua dengan cara diubah cara
makannya, latihan olahraga secara teratur.
b) Kondisi
medis pada masa kanak – kanak
Pada
umumnya semua anak sering mendapat sakit, namun penyakit tersebut berlangsung
singkat. Dalam masa sekolah selama 6 tahun dapat disimpulkan pada umumnya anak
– anak mendapat sakit yang akut dalam waktu singkat dengan berbagai kondisi
medis, biasanya kena virus atau flu, dan migrant (sakit kepala).
c) Penglihatan
Pada
anak usia sekolah, penglihatan lebih tajam daripada waktu – waktu sebelumnya.
Anak – anak yang berusia di bawah 6 tahun cenderung memiliki penglihatan jarak
jauh, sebab mata mereka belum matang (matured) dan dibentuk secara berbeda
daripada orang dewasa. Namun setelah usia tersebut, maka mereka bukan hanya
lebih matang, tetapi juga dapat menfokuskan penglihatan lebih baik.
d) Kesehatan
gigi
Pada
usia 6 tahun anak mengalami tanggal giginya yang pertama kali, yang selanjutnya
diganti dengan gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat gigi untuk tahun
kelima berikutnya.
e) Kebugaran
anak
Latihan
fisik sangat dibutuhkan bagi anak – anak untuk kebugaran tubuhnya. Latihan
fisik ini dapat menjaga kesehatan jantung dan paru – paru anak serta dapat
menjaga bentuk jasmaninya.
b.
Perkembangan motorik
Dengan terus
bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka pada
masa ini perkembangan motorik menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi
dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak terlihat lebih cepat dalam
berlari dan makin pandai meloncat, anak juga makin mampu menjaga keseimbangan
badannya.
Untuk
memperhalus keterampilan-keterampilan motorik, anak-anak terus melakukan
berbagai aktifitas fisik yang
terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak-anak
juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olah raga yang bersifat formal,
seperti senam, berenang, dan lain sebagainya. Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun
halus) selama periode ini antara lain :
1)
Anak usia 5 tahun
a)
Mampu melompat dan menari
b)
Menggambarkan orang yang terdiri
dari kepala, lengan dan badan termasuk kaki
c)
Dapat mnghitung jari-jarinya
d)
Mendengar dan mengulang hal-hal
penting dan mampu bercerita
e)
Mempunyai minat terhadap kata-kata
baru beserta artinya
f)
Menprotes bila dilarang apa yang
menjadi keinginannya
g)
Mampu membedakan besar dan kecil
2)
Anak usia 6 tahun
a)
koordinasi mata dan tangan
b)
ketangkasan meningkat
c)
melompat tali
d)
bermain sepeda
e)
mengetahui kanan dan kiri
f)
mungkin bertindak menentang dan
tidak sopan
g)
mampu menguraikan objek-objek dengan
gambar
3)
Anak usia 7 tahun
a)
tangan anak semakin kuat
b)
mulai membaca dengan lancar
c)
cemas terhadap kegagalan
d)
peningkatan minat pada bidang
spiritual
e)
kadang malu dan sedih
4)
Anak usia 8-9 tahun
a)
kecepatan dan kehalusan aktifitas
motorik meningkat
b)
mampu menggunakan peralatan rumah
tangga
c)
keterampilan lebih individual
d)
ingin terlibat dalam sesuatu
e)
menyukai kelompok dan mode
f)
mencari teman secara aktif
5)
Anak usia 10-12 tahun
a)
perubahan sifat berkaitan dengan
berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai nampak
b)
mampu melakukan aktifitas rumah
tangga, seperti mencuci dan lain-lain
c)
adanya keinginan untuk menyenangkan
dan membantu orang lain
d)
mulai tertarik dengan lawan jenis
3.
Perkembangan Psikis Anak Usia
Sekolah Dasar
a.
Perkembangan Kognitif Anak Usia
Sekolah
Seiring
dengan masuknya anak ke sekolah
dasar, kemampuan kognitifnya urut mengalami
perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat
anak bertambah luas. Dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian
tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak.
Dalam
keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur.
Kalau pada masa sebelumnya daya fikir anak masih bersifat imajinatif dan
egosentris maka pada masa ini daya pikir anak
berkembang kearah berpikir konkrit, rasional
dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat sehingga anak benar-benar
berada dalam suatu stadium belajar.
Menurut
teori piaget, pemikiran anak masa sekolah dasar disebut juga pemikiran
operasional konkrit (concrete
operational thought) artinya
aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek peristiwa nyata atau
kongkrit. Dalam upaya
memahami alam sekitarnya mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang
bersumber dari panca indera, karena anak mulai mempunyai kemampuan untuk
membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya.
Dalam masa
ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan
operasi-operasi, yaitu:
1)
Negasi (negation) yaitu pada masa kongkrit operasional, anak memahami hubungan-hubungan antara
benda atau keadaan yang satu dengan
benda atau keadaan yang lain.
2)
Hubungan timbal balik (Resiprok) yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
3)
Identitas yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda yang ada.
Operasi yang
terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan
tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi pada tahap ini anak
telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkannya dapat berfikir untuk
melakukan suatu tindakan tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
1)
Perkembangan memori
Selama
periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan
tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai
adanya keterbatasan-keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan-keterbatasan
tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori yaitu merupakan prilaku
disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan
empat macam strategi memori yang penting, yaitu:
a)
Rehearsal (pengulangan) yaitu Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara
mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.
b)
Organization (organisasi) yaitu Pengelompokan
dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti
anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana
mereka duduk dalam satu kelas.
c)
Imagery (perbandingan) yaitu membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang.
d)
Retrieval (pemunculan kembali) yaitu Proses
mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu
isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah memori, mereka
akan menggunakan secara spontan.
Selain
strategi-strategi memori diatas, terdapat hal-hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan,
dan motivasi), serta pengetahuan yang diperolehanak sebelumnya.
b.
Perkembangan pemikiran kritis
Perkembangan
pemikran kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara
mendalam, mempertahankan pikian agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu
saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber, serta mampu berpikir
secara reflektif dan evaluatif.
c.
Perkembangan kreativitas
Dalam tahap
ini anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan
sekolah.
d.
Perkembangan bahasa
Selama masa
anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata
dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat
dalam cara berpikirtentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak
akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat
menerapkan berbagai aturantata bahasa secara tepat.
e. Perkembangan Emosi
1) Gangguan
emosional pada kanak – kanak
Terdapat
beberapa gangguan emosional pada masa kanak – kanak sehingga terkesan dan
sebagai penyebab ketakutan kanak – kanak untuk melakukan kegiatan. Sebagai
contohnya pada suasana yang gelap sehingga takut melakukan sesuatu pada malam
hari di luar rumah, takut berhadapan dengan seorang dokter karena pernah
mendapat pengobatan yang berlebihan dosisinya, karena temperamen orang dewasa
di rumahnya misal sering dimarahi sehingga anak takut berhadapan dengan orang
dewasa.
2) Beberapa
tipe masalah emosional
Kebrutalan
atau kebringasan anak nampak pada
perilakunya, mereka menunjukkan suatu perbuatan yang sering kali memerlukan
bantuan orang lain. Misalnya, berkelahi, berbohong, mencuri, dan merusak.
Bentuk – bentuk tindakan tersebut merupakan ekspresi yang keluar dari emosional
yang terganggu. Sekalipun demikian pada umumnya anak – anak berusaha merubahnya
dan menutupi perilaku mereka dengan mengemukakan alasan untuk dapat dipercaya
oleh orang lain. Missal menutupi kebohongannya dengan maksud menghindari
hukuman karena perbuatannya. Akan tetapi ketika anak telah berusia lebih dari 6
atau 7 tahun sekalipun mereka tetap membuat cerita yang bohong, mereka merasa
sadar dan tidak aman perasaannya. Oleh karena itu dia membuat cerita yang muluk
– muluk agar orang lain percaya kepadanya, dapat pila mereka lakukan berbuat
bohong tersebut karena untuk menyenangkan orang tuanya.
f. Perkembangan Sosial
Terdapat
kaitan yang erat antara keterampilan bergaul dengan masa bahagia pada waktu
kanak – kanak. Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan,
penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama
anak melakukan berbagai aktivitas sosial merupakan modal dasar yang amat
penting bagi anak untuk mencapai kehidupan yang sukses dan menyenangkan pada
waktu dewasa. Segala sesuatu yang diperoleh anak semasa kecil mereka akan
memetik hasilnya pada waktu dewasa kelak. Sekalipun demikian semuanya itu tidak
datang begitu saja, namun juga perlu pelajaran dan pengalaman sehingga anak
dapat belajar dari orang – orang yang terdekat dengannya, seperti orang tua,
saudara, dan tetangga. Oleh karena itu kepada orang tua sangat diajurkan selain
memberikan bimbingan juga harus mengajarkan kepada anak bagaimana bergaul di
masyarakat dengan tepat, orang tua disamping memberikan bimbingan dan pelajaran
juga dituntut untuk menjadi model maupun teladan yang selalu ditiru dan
dibanggakan oleh anaknya.
Bertalian
dengan perkembangan sosial anak, peranan orang tua sangat penting, terutama
dalam mengembangkan keterampilan bergaul bagi anak. Oleh karena itu selain
memberi anak kepercayaan dan kesempatan, orang tua juga diharapkan dapat member
penguatan melalui pemberian ganjaran
atau hadiah pada saat anak berperilaku positif. Sebaliknya orang tua juga
berkewajiban memberi
hukuman kepada anak apabila anak bertingkah laku negatif atau melakukan
berbagai kesalahan. Dengan adanya tindakan yang konkret dan pasti dari orang
tua tersebut anak akan dapat berkembang dengan baik, yang pada gilirannya akan
menjadi makluk sosial yang bertanggung jawab dan sehat serta bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa dan Negara
g. Perkembangan
moral
dan sikap
Pada
awal masa kanak – kanak, biasanya anak – anak akan mengidentifikasi dirinya
dengan ibu atau ayahnya atau orang lain yang dekat dengannya. Sedangkan pada
masa – masa selanjutnya sesuai dengan perkembangan pergaulan dan pandangan anak
– anak mulai mengidentifikasi dirinya dengan tokoh – tokoh, pahlawan –
pahlawan, pimpinan masyarakat atau orang – orang yang berprestasi dalam bidang
olah raga dan sebagainya.
Sejalan
dengan tambahan usia anak, biasanya anak mulai memberontak pada disiplin yang
diterapkan di rumah atau di sekolah.
Berikut
ini beberapa proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak :
1) Imitasi
(Imitation)
Imitasi
merupakan peniruan sikap, cara pandang, serta tingkah laku orang lain yang
dilakukan dengan sengaja oleh anak. Pada umumnya anak mulai mengadakan imitasi atau
peniruan sikap sejak usia 3 tahun, yaitu meniru perilaku orang lain yang ada
disekitarnya. Anak perempuan meniru perilaku ibu, kakak perempuan dan orang
lain di rumah, demikian pula anak laki – laki suka meniru perilaku ayahnya,
saudara laki – laki atau tetangganya yang sering dijumpainya. Sering kali anak
tidak hanya meniru perilaku misalnya gerak tubuh, resa senang atau tak senang,
sikap orang tua terhadap agama dan polotik, tetapi juga ekspresi orang lain
terhadap sesuatu antara lain menirukan orang marah, menangis, sedih, dan
gembira. Tiruan tersebut sering kali terjadi apabila terdapat hubungan yang
baik dan akrab terhadap orang tersebut. Namun apabila hubungan antara anak
dengan orang yang dimaksud kurang baik atau kurang harmonis, sering kali anak
berbuat sebaliknya.
2) Internalisasi
Internalisasi
adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena pengaruh
sosial yang paling mendalam dan paling langgeng dalan kehidupan orang tersebut.
Suatu nilai, norma atau sikap semacam itu selalu dianggap benar. Begitu nilai,
norma, atau sikap tersebut terinternalisasi pada diri anak sukar dirubah dan
menetap dalam waktu yang cukup lama. Missal seorang anak menilai bahwa memakai
kerudung itu baik dan benar maka anak akan melakukan terus sekalipun kadang –
kadang mendapat cemooh dari orang lain. Penanaman nilai semacam ini dimulai
sedini mungkin sehingga sejak kecil telah terbiasa membedakan sesuatu yang baik
dan kurang baik.dalam internalisasi tersebut, factor yang paling penting adalah
adanya keyakinan dan kepercayaan pada diri individu atau anak tersebut terhadap
pandangan atau nilai tertentu dari orang lain, orang tua, kakak atau kelompok
lain dalam pergaulan sehari – hari.
3) Introvert
dan Ekstrovert
Introvert
adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya,
minat, sikap, atau keputusan – keputusan yang diambil selalu berdasarkan pada
perasaan, pemikiran dan pengalaman sendiri. Orang – orang yang berkecenderungan
introvert biasanya bersifat pendiam dan kurang bergaul bahkan seakan – akan
tidak memerlukan bantuan orang lain karena kebutuhannya dapat dipenuhi sendiri.
Ekstrovert
adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya
sehingga segala minat, sikap, dan keputusan – keputusan yang diambil lebih banyak
ditentukan oleh orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi di luar
dirinya. Orang – orang yang memiliki kecenderungan ekstrovert biasanya mudah
bergaul, ramah, aktif, banyak berinisiatif serta banyak temannya.
4) Kemandirian
Kemandirian
pada anak yang dimaksud adalah kemampuan anak untuk melakukan segala sesuatu
berdasarkan kekuatan sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Misalnya waktu ke
sekolah tanpa diantar, dapat memasang tali sepatu, mandi, makan, dapat
membereskan barang – barang mainannya sesuai dengan keinginannya dan ketentuan
yang berlaku. Pada umumnya kemandirian tidak hanya dikaitkan dengan tindakan
yang bersifat fisik akan tetapi juga bertalian dengan sifat psikologis. Missal
anak telah mampu mengambil keputusan berdasarkan daya fikirnya sendiri dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas keputusan tersebut.
Dasar
kemandirian adalah adanya rasa percaya diri seseorang untuk menghadapi sesuatu
dalam kehidupan sehari – hari. Sedangkan pada anak rasa percaya diri ini selalu
berkembang sesuai dengan bertambahnya usia dan pengalaman serta bimbingan dari
orang dewasa.
5) Ketergantungan
Anak
– anak usia 6 – 12 tahun karena kebutuhan hidupnya sangat tergantung kepada
orang tua atau orang dewasa lain, terutama yang masih ada hubungan keluarga,
misalnya kakak kandung, atau orang lain yang tinggal satu rumah dengannya.
B.
Tugas – Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah
Dasar
Robert J.
Havighurst (1961) mengartikan tugas – tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul
pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan
akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika
gagal akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan
kesulitan – kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Adapun yang menjadi
sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah
Kematangan fisik, tuntutan
masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu.
Hurlock (1981)
menyebut tugas – tugas perkembangan ini sebagai social expectations yang artinya setiap
kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting
dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Beberapa tugas perkembangan yang dilakukan oleh
individu muncul sebagai akibat dari kematangan fisik, misalnya berjalan, melompat, lari,
dan sebagian lain berkembang dari adanya tekanan-tekanan dari budaya dan masyarakat, seperti belajar membaca, dan sebagian lainnya karena
adanya nilai-nilai dan aspirasi individu, seperti
memilih dan mempersiapkan pekerjaan. Namun, pada umumnya kemunculan tugas-tugas perkembangan itu disebabkan oleh adanya ketiga
kekuatan tersebut secara serempak.
Faktor sumber munculnya tugas – tugas
perkembangan :
1.
Adanya kematangan fisik
tertentu pada fase perkembangan tertentu
2.
Tuntutan masyarakat
secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi
3.
Tuntutan dari dorongan
dan cita – cita individu sendiri (psikologis) yang sedang berkembang itu sendiri
: memilih teman dan pekerjaan
4.
Tuntutan norma agama
Tugas
perkembangan yang harus dicapai pada masa anak usia sekolah dasar (6 – 13 tahun) adalah :
1.
Belajar memperoleh
keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2.
Belajar membentuk sikap
yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3.
Belajar bergaul dengan
teman sebaya.
4.
Belajar memainkan
peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5.
Belajar keterampilan
dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6.
Belajar mengembangkan
konsep-konsep sehari-hari.
7.
Mengembangkan kata
hati.
8.
Belajar memperoleh
kebebasan yang bersifat pribadi.
9.
Mengembangkan sikap
yang positif terhadap kelompok sosial.
Dari
pembagian fase masa pada masa sekolah di atas maka (Nasution,
1995: 45) memperinci beberapa sifat khas anak pada
masing-masing fase sebagai
berikut:
1. Masa Kelas-kelas Rendah Sekolah Dasar
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan
kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi
peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
c. Ada kecenderungan memilih sendiri
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain,
kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e. Kalau tidak dapat menyelesiakan sesuatu soal, maka
soal itu dianggapnya tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama pada umur 6,0 sampai 8,0) anak
menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya
memang pantas diberi nilai baik atau tidak
2. Masa Kelas Kelas Tinggi Sekolah Dasar
Bebarapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah
sebagai berikut:
- Adanya
minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini
menimbulkan danya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan
yang praktis.
- Amat
realistik, ingin tahu dan ingin belajar.
- Menjelang
akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus,
yang oleh ahli-ahli yang mengikuti teori factor ditafsirkan sebagai mulai
menonjolnya faktor-faktor.
- Sampai
kira-kira umur 11,0 anak membutuhkan guru atau orang - orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginnannya; setelah
kira umur 11,0 pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas
dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
- Pada masa
ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagi ukuran yang tepat
(sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah
- Anak-anak
pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat
bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini anak tidak lagi terikat pada
aturan permainan yang tradisonal; mereka membuat peraturan sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Akhmadsudrajat. 2008. Perkembangan
Individu. Terseedia dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perkembangan-individu/ Diunduh 18 september 2010.
Hanif. 2010. Tugas – tugas Perkembangan. Tersedia dalam http://hanifpresidenku.blogspot.com/2010/06/tugas-tugas-perkembangan.html diunduh 18
september 2010
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Mar’at, samsunuwiyati. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
MG. 2010. Perkembangan anak usia sekolah dasar. Tersedia dalam http://em-ge.blogspot.com/2010/04/perkembangan-anak-usia-sekolah-dasar.html. diunduh 22
september 2010
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas
Terbuka
www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.html diunduh 18 september 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar